TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Pertaruhan Kedudukan {7}



Pertaruhan Kedudukan {7}

0 Li Qian Long tampak terdiam di belakang istri Xie Ming Zhen. Dia juga tidak bisa berbuat apa-apa melihat apa pun yang telah terjadi sekarang. Langit sedang mulai mendung, sudah mulai ingin menunjukkan gejala kehancurannya. Dan saat kehancuran mulai datang, bahkan tidak ada tanda-tanda yang membuat langit dan alam semesta akan memiliki penolong sama sekali. Li Qian Long agaknya mulai frustasi. Dia benar-benar sangat bingung, apa yang harus dia lakukan untuk membuat semuanya menjadi lebih mudah.     
0

Harapan satu-satunya adalah Chen Liao Xuan. Tapi Li Qian Long sama sekali tidak memiliki harapan apa pun itu. Rasa kecewa Chen Liao Xuan merupakan hal yang sangat mendalam. Terlebih dari itu semua adalah, kalau sampai Chen Liao Xuan tahu kalau Xie Ming Zhen akan menggantikan posisinya menjadi Putra Mahkota Kerajaan Langit, dan yang paling mmembuat Li Qian Long takut kalau sampai kedudukan Raja akan diambil oleh Xie Ming Zhen juga. kalau sampai hal itu terjadi, maka Li Qian Long akan angkat tangan. Dia tidak mau lagi mengurusi masalah langit atau pun semacamnya. Takdir yang sudah dia berusaha sekuat tenaga dia ganti menjadi jauh lebih baik lagi dan menjadi tidak ada yang hancur atau pun sakit hati. Namun kemungkinan besar jika Raja Langit malah akan memperburuk takdir yang telah ada. Padahal pada akhirnya sudah jelas jika semuanya akan hidup bahagia, meskipun memiliki perjalanan yang sangat panjang sekali. Namun hal itu adalah yang terbaik atas apa pun di dunia ini. namun jika Raja Langit sampai memberikan tahta Putra Mahkota kepada Xie Ming Zhen maka, Li Qian Long yakin kalau takdir itu akan berubah lagi.     

Padahal Li Qian Long saat ini sedang berusaha keras untuk membuat Chen Liao Xuan untuk menerima atas apa yang telah ayahnya lakukan kepadanya, dia mencoba untuk membujuk Liu Anqier untuk mau melakukan apa yang seharusnya dia lakukan agar Chen Liao Xuan tidak semakin merasa benci dengan langit. tapi, apa yang telah dia usahakan sepertinya akan sia-sia, dan apa pun ucapannya benar-benar tidak digubris sama sekali oleh Raja Langit.     

Li Qian Long tampak meremas jemarinya, untuk kemudian dia memutuskan untuk pergi dari bukit itu dan membiarkan istri Xie Ming Zhen menangis sendirian. Sebuah pernikahan hanya karena ambisi, terlebih Tuan Putri itu sebenarnya akan menikah dengan Chen Liao Xuan. Bukankah hal yang sangat menyakitkan jika sampai Chen Liao Xuan tahu jika calon istri beserta tahtahnya jatuh ke tangan saudara tiri yang telah dengan sangat jelas membenci dan ingin memusnahkannya. Dan kalau sampai Chen Liao Xuan tahu kejadian saat itu. Li Qian Long yakin kalau Chen Liao Xuan pasti akan lebih murka dari pada ini.     

"Dewa Li, kenapa denganmu? Apakah tua sudah membuatmu mulai memiliki penglihatan kabur dan otakmu menjadi tumpul? Atau karena Putra Mahkota Liao Xuan tidak ada di sini selama puluhan ribu tahun membuatmu merasa merana sampai seperti ini? jujur, aku sangat kasihan denganmu yang menyedihkan ini, Dewa Li. Bukankah kau adalah Dewa nomor satu di istana langit ini? lantas kenapa kau malah seperti tikus kecil yang mengenda-endap untuk melihat istriku yang cantik itu menangis di bawah pohon persik,"     

Li Qian Long hanya tersenyum saat mendengar cemoohan yang dilontarkan oleh Xie Ming Zhen kepadanya itu. Untuk kemudian dia memandang Xie Ming Zhen dan mengubah mimik wajahnya, terlihat begitu tenang, bahkan seolah dia tak terpengaruh sama sekali oleh ucapan pedas Xie Ming Zhen.     

Memang, sedari dulu sudah seperti itu, Xie Ming Zhen selalu mengatakan jika Li Qian Long adalah Dewa tertinggi yang paling pilih kasih. Yang lebih menyayangi Chen Liao Xuan dibandingkan dengan Xie Ming Zhen, yang setiap ada masalah di antara dua pangeran tersebut Li Qian Long selalu membela Chen Liao Xuan dan menuduh Xie Ming Zhen adalah biang onar atas segala hal yang terjadi di istana langit. dan dari situlah, Xie Ming Zhen selalu menyindir dan mencemoohnya, selalu mengatakan jika dia adalah Dewa tua dan lain sebagainya. Dewa yang gila akan kekuasaan atau apa pun itu.     

"Hormat hamba, Pangeran Xie. Hamba sama sekali tidak mengerti maksud Pangeran. Hanya saja melihat istri Pangeran menangis seperti itu membuat hamba sedih juga. tapi hamba cukup tahu diri untuk tidak menegurnya, dan memilih untuk pergi. Namun jika pangeran Xie ingin mendekatinya silakan. Bukankah Pengaran lebih berhak atas itu? hamba permisi," kata Li Qian Long. Rahang Xie Ming Zhen mengeras, dia ingin sekali menampar Li Qian Long tapi dia berusaha sekuat tenaga untuk menahannya. Sekarang ini dia sedang berperan menjadi seorang anak yang berbakti kepada ayahnya, dia tidak mau kalau sampai apa yang dilakukan kepada Li Qian Long sekarang akan membuat ayahnya yang saat ini sudah mulai percaya kepadanya, malah membencinya. Untuk kemudian dia kembali tersenyum, dia harus mengabarkan hal menggembirakan untuknya kepada Li Qian Long, yang Xie Ming Zhen yakin, jika Li Qian Long mengetahui kabar tersebut maka dia akan marah besar. Ya, dia yakin tentang hal itu. bahkan saking yakinnya rasanya Xie Ming Zhen ingin melihat wajah bodoh Li Qian Long mendengar kabar tersebut.     

"Oh ya Dewa Li, apakah kau belum mendengar sebuah kabar daru Yang Mulia Raja? Bahwa purnama depan Yang Mulia Raja, ah, maksudku Ayah, akan mengangkatku menjadi Putra Mahkota menggantikan posisi dari Liao Xuan. Jadi aku harap, kau akan sedikit lebih hormat kepadaku. Atau jika kau tidak bisa melakukannya, kau cukup diam dan tidak pernah muncul sekalipun di depanku. Karena aku merasa jika muka tuamu itu benar-benar telah mengganggu penglihatanku, Dewa Li,"     

"Selamat atas pengangkatan Anda menjadi Putra Mahkota, Pangeran Xie. Hamba pasti akan ikut bahagia dengan hal itu. semoga Pangeran Xie bisa menjalankan tanggung jawab ini dengan sangat baik. sebab menjadi Putra Mahkota bukanlah hal yang ringan, dan yang lebih dari itu semua adalah, seorang Putra Mahkota harus mengharumkan kerajaan langit. jamgan sampai, kedudukan Pangeran Xie yang hanya sampai Putra Mahkota Liao Xuan datang sampai buruk dan membuat Pangeran Xie merasa malu dengan apa yang telah Pangeran lakukan selama ini. Hamba benar-benar tidak sabar menantikan hari-hari di mana Pangeran Xie dilantik menjadi Putra Mahkota pengganti sementara di saat Putra Mahkota yang telah diutus oleh langit masih menjalankan masa hukumannya,"     

Mendengar hal itu, ujung bibir Xie Ming Zhen tampak berkedut. Untuk kemudian dia langsung pergi meninggalkan Li Qian Long. Ya, dia benar-benar merasa dilecehkan sekarang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.